ALL

NEWS

IMAGES

VIDEOS


ketuk materi untuk pembahasan lebih detail

PENGERTIAN MAKANAN KHAS DAERAH

Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di suatu daerah, karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kontak dengan orang dari luar daerah semakin tinggi sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah. Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan.

KARAKTERISTIK MAKANAN KHAS DAERAH

Masakan khas daerah memiliki ciri khas dan karakter tertentu, seperti :

Masyarakat Jawa Barat lebih suka makan karedok atau olahan sayurmayur muda yang masih mentah secara langsung dalam bentuk lalap mentah yang disantap bersama sambal.

Masyarakat Jawa Tengah banyak menggunakan bawang putih sebagai bumbu dominan dan lebih menyukai rasa manis serta banyak ditemukan masakan bersantan.

Masakan olahan masyarakat Jawa Timur banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada masakan. Masakan Jawa Timur banyak dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar.

Masakan olahan daerah Sumatra menggunakan banyak bumbu. Sumatra Barat menggunakan banyak cabai hingga rasanya relatif pedas dan santan kental. Daerah Sumatera Selatan sangat suka masakan yang asam rasanya. Olahan makanannya banyak dimatangkan dengan cara direbus, dibakar, dan digoreng dengan waktu memasak yang relatif lama.

Masakan olahan daerah Sulawesi banyak menggunakan ikan dengan rasaasam pedas. Contoh makanan khas Sulawasi adalah bubur jagung, kaledo, palumara, uvempoi, uta kelo, dan lain sebagainya

TEKNIK PENGOLAHAN MAKANAN KHAS DAERAH

Teknik memasak basah
• Merebus (boiling) ; simmering (menyemur), poaching
• Menyetup (stewing)
Braising
• Mengukus (steaming)
• Mentim (au bain marie)
• Memblansir (blanching)

Teknik memasak kering
• Memanggang ; griddling atau pan broiling, roasting
• Mengepan atau mengoven (baking)
• Menggongseng atau menyangan

Teknik memasak dengan minyak
• Menumis (sautéing, shallow frying)
• Menggoreng (frying) ; minyak sedikit (pan frying), minyak banyak (deep frying)

Teknik lain
• Mengocok
• Memfilir (filleting)
• Meladir (larding)
• Membardir (barding)
• Menggelasir (glazing)
• Menjernihkan (clarifying)
• Memarnir (marinating)
• Mengisi (stuffing)
• Memanir (coating)
• Mengentalkan (thickening) ; dengan zat tepung atau zat pati (white wash), dengan pengental telur, dengan pengental gelatin, dengan pengental agar agar, dengan pengental campuran mentega dan tepung (roux)

JENIS BAHAN KEMAS OLAHAN MAKANAN KHAS DAERAH

Kemasan merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi dan memegang peranan penting dalam usaha pengolahan makanan. Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya dan memakannya, oleh karena itu jenis, bentuk, warna, dan dekorasi kemasan perlu diperhatikan agar dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada penyajian dan kemasan produknya.

Kriteria pemilihan wadah penyajian/kemasan, yaitu antara lain :
1) Bahan kemasan/ wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar
2) Bahan kemasan tidak berbau.
3) Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen.
4) Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat.
5) Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat nama produk,tanggal,nama produsen, berat bersih, komposisi, merk dagang, tanggal kadaluarsa, efek samping

TEKNIK PENGEMASAN MAKANAN KHAS DAERAH

Pengemasan yang pertama yang diketahui adalah menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia pada saat itu, seperti keranjang dari alang-alang, kotak kayu, vas tembikar, dll. Perbedaan sebutan/nama terhadap produk pangan tradisional serupa di berbagai daerah juga diikuti dengan perbedaan penggunaan kemasan untuk produk dimaksud. Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun dengan berbagai macam cara mengemas.

Pengemasan bertujuan untuk melindungi makanan dari kerusakan, juga merupakan daya pikat bagi orang agar tergiur menikmatinya. Pada perkembangannya, manusia mulai memanfaatkan bahan kemasan yang dibentuk secara khusus untuk keperluan mengemas, yaitu dengan dibuatnya bahan kemasan dari kaca, kemudian dari perunggu dan lainnya.